-->

BINTANG

Senin, 16 April 2012

UAS MAKUL DMP



UJIAN AKHIR SEMESTER
 DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN

  NAMA         : TRI NOFIATUN
  NIM              : 103611024
  KELAS        : TF-2

JAWABAN:
1.      Aplikasi TQM  dalam memberikan layanan pendidikan:
a.         Sesuai dengan kebutuhan
Pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.
Lembaga pendidikan tergantung pada pelanggannya karenanya harus memahami berbagai kebutuhan pelanggan pada saat ini dan di masa yang datang , mengenali persyaratan/tuntutan pelanggan dan berusaha untuk memenuhinya atau bahkan melebihi apa yang di harapkan.
Adapun kebutuhan pelanggan dari Subbag Pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut :
1        Daftar mahasiswa untuk setiap matakuliah yang akurat
2        Daftar hadir mahasiswa untuk setiap matakuliah
3        Daftar mahasiwa per angkatan yang akurat
4          Hasil evaluasi mahasiswa yang dituangkan dalam Kartu Hasil Studi (KHS) yang akurat
5        Data capaian Satuan Kredit Semester (SKS) mahasiswa yang akurat
6        Judisium yang tepat waktu dan akurat
7        Jadwal perkuliahan dan ujian yang tepat waktu dan akurat dll.
b.        Mutu pendidikan
Sehubungan dengan produk yang dihasilkan oleh Subbag Pendidikan berupa jasa/pelayanan administrasi akademik, maka kualitas/mutu pelayanan tersebut akan bergantung kepada aspek-aspek kualitas manusia, proses, peralatan/fasilitas, teknik, pemasok data, dan lingkungannya, di mana kesemua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dari yang satu dengan yang lainnya. Kualitas/mutu ini bisa direalisasikan dengan :
1          Penanaman pemahaman akan pentingnya kualitas/mutu atas produk/jasa kepada staf Subbag Pendidikan, di mana kualitas/mutu ditujukan/difokuskan kepada pelanggan (customer)
2          Penyediaan peralatan/fasilitas yang memenuhi dan sesuai dengan perkembangan teknologi, berserta bahan-bahannya
3          Penyederhanaan dan perbaikan prosedur/proses administrasi pendidikan yang tidak menyimpang dari rambu-rambu/aturan-aturan yang ada
4          Penyempurnaan yang terus menerus atas software yang diterapkan beserta output-nya dalam komitmen jangka panjang
5          Membangun komunikasi secara vertikal dan horisontal internal Subbag Pendidikan, antar subbag, dan pimpinan terkait serta pemasok dll.
c.         Efisiensi pengelolaan
Peningkatan efisiensi, diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
d.        Peran serta masyarakat dan akuntabilitas.
Paradigma baru pendidikan menuntut masyarakat untuk menjadi bagian dari terselenggaranya akuntabilitas pendidikan, bukan pengawasan pendidikan. Unsur pengawasan bersifat administrasi dan dilakukan oleh birokrasi. Dalam konsep otonomi pendidikan, pemerintah ingin menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang menuntut keterlibatan masyarakat dalam proses pendidikan
akuntabilitas pendidikan sebagai salah satu program dan kegiatan pendidikan hanya bisa terwujud apabila upaya pemberdayaan pengawas pendidikan dilakukan secara kontiniutas dan selalu konsisten , dengan pengawas pendidikan maka akuntabilitas pendidikan akan menjadi penopang utama untuk mewujudkan good government.
2.      9 hal yang perlu dimanajemeni dalam kontek otonomi daerah yang di ikuti oleh otonomi pendidikan ditinjau dari dasar-dasar manajemen pendidikan:
1.      Perencanaan dan evaluasi
Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya (school-based plan). Misalnya, untuk meningkatkan mutu, sekolah harus melakukan analisis kebutuhan, kemudian mengembangkan rencana peningkatan mutu berdasarkan hasil analisis kebutuhan.
Sekolah juga memiliki kewenangan untuk melakukan evaluasi secara internal untuk memantau proses pelaksanaan dan hasil program-program yang telah di laksanakan. Evaluasi semacam ini sering di sebut evaluasi diri, yang harus di lakukan secara jujur, adil, dan transparan, agar dapat mengungkap informasi yang sebenarnya.
2.      Kurikulum
Kurikulum yang di buat oleh Pemerintah Pusat merupakan standar yang berlaku secara nasional. Dalam implementasinya, daerah dan sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan silabus (memperdalam, memperkaya, memodifikasi), namun tetap berada dalam koridor isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Daerah dan sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan silabus mata pelajaran keterampilan pilihan, yang merupakan unggulkan daerah (muatan lokal).
3.      Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya sekolah di beri kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumber daya yang tersedia dan siap di daya gunakan di sekolah. Pembelajaran harus menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
4.      Ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutment, pengembangan, hadiah (reward) dan sangsi (punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga kependidikan (guru dan nonguru) dapat dilakukan oleh sekolah dan daerah sesuai dengan kemampuan masing-masing, kecuali yang menyangkut imbal jasa (gaji), dan rekrutmen pegawai negeri masih ditangani oleh pusat.
5.      Fasilitas
Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, pengelolaan fasilitas yang mencakup pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan merupakan kewenangan sekolah. Pelimpahan wewenang tersebut perlu di lakukan, karena sekolah yang paling mengetahui secara pasti fasilitas yang di perlukan  dalam operasional sekolah, terutama fasilitas pembelajaran untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.
6.      Keuangan
Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian, dan penggunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah di bawah pimpinan dan koordinasi kepala sekolah. Hal ini perlu di lakukan karena sekolah yang paling memahami kebutuhannya, sehingga desentralisasi pengalokasian, dan penggunaan uang sudah seharusnya di limpahkan kepada sekolah. sekolah juga perlu diberi kebebasan untuk mencari dana melalui berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan hasil (income generating activities), agar perkembangan ke depan sumber keuangan tidak semata-mata bergantung pada pemerintah.
7.      Peserta didik
Pengelolaan peserta didik, mulai dari penerimaan, pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni sebenarnya sudah di desentralisasikan.
8.      Iklim sekolah
Iklim sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun nonfisik merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Oleh karena itu, sekolah perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan semangat dan merangsang nafsu belajar peserta didik. Iklim yang kondusif tersebut antara lain mencakup lingkungan yang aman, nyaman, dan tertib, serta ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah, kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada perkembangan peserta didik (student-centered activities)
9.      Hubungan sekolah- masyarakat
Dalam alam demokrasi, masyarakat merupakan partner sekolah dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran, karena sekolah merupakan bagian integral dari masyarakat. Kerja sama antara keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan operasional, baik moral maupun finansial.
3.      Memimpin organisasi pendidikan perlu memperhatikan motif dan motivasi bawahan dalam bekerja karena karyawan dalam pendidikan merupakan Asset.
1.      Teori motivasi kepuasan (Content Theory)
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak  dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak  (bersemangat kerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya.
2.      Teori proses
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer.
3.      Teori pengukuhan
Teori ini di dasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat di pertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu.

4.      a).  Asas-asas manajemen
asas-asas umum manajemen (general principles of Management), menurut Henry Fayol:
a.    Division of  work (asas pembagian kerja
Asas ini sangat penting karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan.
b.    Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)
Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan, wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.
c.    Dicipline (asas disiplin)
Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
d.   Unity of command  (asas kesatuan perintah)
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula.
e.    Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah)
Setiap orang (kelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah.
f.     Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan umum diatas kepentingan pribadi)
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), diatas kepentingan pribadi.
g.    Renumeration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar)
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.
h.    Centralization (asas pemusatan wewenang)
Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu di pusatkan atau di bagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. 
i.      Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala)
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek.
j.      Order (asas keteraturan)
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan.
k.    Equity (asas keadilan)
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman.
l.      Initiative (asas inisiatif)
Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
m.  Esprit de corps (asas kesatuan)
Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik.
n.    Stability of turn-over personnel (asas kestabilan masa jabatan)
Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi , biaya-biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.
b) . Kecerdasan seorang kepala sekolah berdasarkan:
a)      Teori E.E Ghinzeli dan Stogdil
1.      Kecedasan (Intelligence)
2.      Kemampuan mengendalikan (supervisory ability)
3.      Inisiatif (initiative)
4.      Ketenangan diri (self Assurances)
5.      Kepribadian (individuality)
b)      Teori Keith Davis
1.      Kecakapan (Intelligence)
2.      Kematangan dan luwes pergaulan (social maturity and breadth)
3.      Motivasi dan rangsangan prestasi (inner motivation and achievement)
4.      Sikap hubungan manusiawi (human relation attitude)
c)      Teori Thomas W.Harrell dan George R. Terry
Thomas W.Harrell
1.      Kemauan keras (strong will)
2.      Tingkah laku yang di tentukan sifat lahiriah (extroversion)
3.      Keinginan kekuasaan (power need)
4.      Keinginan prestasi (achievement needs)
George R. Terry
1.        Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik.
2.        Stabilitas emosi, tidak cepat marah dan tenang menhadapi masalah.
3.        Human relationship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusiawi dan luwes dalam pergaulan.
4.        Personal motivation, keinginan menjadi pemimpin harus besar dan dapat memotivasi diri sendiri.
5.        Communication skills, mempunyai kecakapan untuk   berkomunikasi secara efektif.
6.        Teaching skills, mempunyai kecakapan untuk pengarahan, mengajarkan, menjelaskan, dan mengembangkan bawahan.
7.        Social skills, mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahan.
8.        Technical skills, mempunyai kecakapan menganalisis, merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mampu menyusun konsep, dan mengkoordinasi.
5.      Memanajemeni lembaga pendidikan agar bermutu salah satu cara yang dapat tempuh adalah menerapkan sistem manajemen berbasis sekolah (School Based Management), dengan sistem ini suatu lembaga pendidikan dapat melakukan pengambilan keputusan kepada komponen-komponen sekolah seperti guru, siswa, kepala sekolah, staf, orang tua siswa, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah. Melalui program MBS ini sekolah dapat mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri, dengan kemandiriannya sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-rogramnya. Dengan demikian untuk mensukseskan sistem MBS ini tentunya di pengaruhi oleh komponen-komponen sekolah itu sendiri untuk meningkatkan mutu sekolah, diantaranya:
a.       Kepala Sekolah (pemimpin)
Untuk meningkatkan mutu sekolah dalam sistem MBS maka kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi pada mutu, strategi ini merupakan usaha untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan. Kepala Sekolah dikatakan berhasil, apabila dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya tercapai tujuan sekolah sebagai organisasi, dan tujuan daripada individu yang ada di dalam lingkungan organisasi sekolah yang dipimpinnya, serta memahami dan menguasai peranan organisasi dan hubungan kerjasama antar individu.
b.      Tenaga kependidikan (guru)
Tenaga pendidik (guru) juga berperan penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena guru berpengaruh besar pada kualitas peserta didik, untuk itu perlu adanya pemberdayaan tenaga kependidikan dengan meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan disekolah melalui cara: perencanaan, pengadaan, pembinaan, promosi dan mutasi, pemberhentian, kompensasi, penilaian. Keberhasilan ini dapat dilihat dari persentasi kelulusan para siswanya dan kualitas peserta didiknya.
c.       Peserta didik (siswa)
Penyelenggaraan sekolah yang bermutu di dukung oleh ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam kuantitas maupun kualitasnya, melalui cara-cara:
1)    Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
2)    Menyusun program kegiatan siswa
3)    Rekrutmen peserta didik
4)   Seleksi peserta didik (melalui tes, penelusuran bakat, kemampuan, berdasarkan nilai STTB/UN)
5)    Orientasi
6)    Penempatan peserta didik
Keberhasilan komponen ini jika lembaga pendidikan mampu menghasilkan peserta didik yang bermutu yaitu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara umum.
d.      Masyarakat
Lembaga pendidikan dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda namun keduanya tidak dapat di pisahkan bahkan saling membutuhkan dalam pertumbuhan serta perkembangan. Meningkatkan hubungan sekolah dan masyarakat dengan cara menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak sehingga hubungan tersebut aktif dan dinamis. Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalin hubungan dengan masyarakat dapat di lihat dari perubahan yang inovatif sehinga akan ada peningkatan mutu kelembagaan secara total.








Sumber:  1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. MANAJEMEN dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara. 2007
2. Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003
3. Tim Dosen Administrasi Pendidikan. Manajemen Pendidikan
UPI. Bandung: Alfabeta. 2008

Jumat, 13 April 2012

RPP KELAS VII SMP SEMESTER 1




                                                                                     
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTS                               : SMP N 1 KERTANEGARA
Mata Pelajaran                        : IPA (Fisika)
Kelas/Semester                        : VII/1
Pertemuan ke-                         : 1
Standar Kompetensi                 : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-  benda alam dengan menggunakan  peralatan
Kompetensi Dasar                   : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
Indikator                                 :a. Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan
sehari-hari, kemudian mengelompokannya ke dalam       besaran   pokok dan turunan,
b. Menggunakan satuan sistem internasional dalam
   pengukuran,
c. Mengonversi satuan panjang, massa,waktu dan suhu secara
   sederhana,
Alokasi Waktu                        : 2 jam pelajaran x 40
Tujuan Pembelajaran              :
Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu
1.      Peserta didik mampu mengidentifikasi besaran-besaran fisika,
2.      Peserta didik mampu mengelompokan besaran fisika ke dalam besaran pokok dan besaran turunan,
3.      Peserta didik mampu menggunakan satuan internasional dalam pengukuran,
4.      Peserta didik mampu mengonversi satuan panjang, massa, waktu dan suhu.
5.       
A.    Materi Pembelajaran         : Besaran Pokok dan Besaran Turunan
B.     Metode Pembelajaran       :Diskusi, Tanya Jawab, Ceramah, Penugasan.
C.     Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO
Kegiatan
Alokasi waktu
1
Kegiatan awal
·         Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam
·         Guru melakukan absensi kepada peserta didik
·         Guru melakukan tanya jawab untuk mengungkap pengetahuan awal peserta didik tentang besaran dan satuan.
5  menit
2
Kegiatan inti
·         Melakukan diskusi kelas menyebutkan besaran dan mengelompokannya ke dalam besaran pokok dan besaran turunan
·         Melakukan diskusi kelas untuk menggunakan satuan fisika dalam sistem internasional
·         Melakukan tanya jawab, mengonversi besaran-besaran panjang, massa, dan waktu.
·         Mengadakan kuis tertulis yang disampaikan secara lisan untuk mengetahui pemahaman materi yang telah dipelajari
30 menit
3
Kegiatan akhir
·         Dengan diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan guru menyimpulkan dan menerangkan kembali materi besaran pokok dan besaran turunan, kemudian guru memberi tugas individu,tugas membaca dan memahami materi berikutnya.
5 menit

D.    Sumber Belajar                  :
Sumber
1.    Modul
2.    Riyanto, Widiyanto, Kadiyo, Yulius Supriyana. 2007. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu
3.    Kanginan, Marthen. 2007. IPA FISIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Sarana/media
White Board, LCD,
E.     Penilaian                            :
Keaktifan berinteraksi dalam proses pembelajaran ( keaktifan dalam proses tanya jawab dan diskusi)
Sikap, minat dan tingkah laku
Kuis
Tugas
Contoh soal kuis
1.      Jelaskan syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh sebuah satuan yang baik? (skor:20)
2.      Tuliskan lima contoh besaran dalam fisika! (skor:25)
3.      Bagaimana kamu dapat membedakan besaran pokok dan besaran turunan? (skor:25)
4.      Apa yang terjadi jika dalam pengukuran tidak ada sistem satuan internasional? (skor:30)
Jawaban kuis
1.         Satuan bersifat tetap, satuan harus mudah ditiru, satuan harus bersifat internasional
2.         Besaran panjang, massa, waktu, suhu dan intensitas cahaya
3.         Besaran pokok: besaran yang satuannya didefinisikan tersendiri tidak diturunkan dari satuan besaran lain.
Besaran turunan: besaran yang didapatkan dari penurunan atau penjabaran besaran pokok
4.         Setiap negara akan mempunyai sistem  satuan sendiri yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain sehingga terjadi kesulitan-kesulitan dalam penyesuaian satuan.


                                                                                    Kertanegara,.......
Mengetahui,
Kepala SMP 1 KERTANEGARA                             Guru Mata Pelajaran


 Giman Somari, M.Ag                                                 Tri Nofiatun, S.Pd
NIP:                                                                            NIP:


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTS                               : SMP N 1 KERTANEGARA
Mata Pelajaran                        : IPA (Fisika)
Kelas/Semester                        : VII/1
Pertemuan ke-                         : 2
Standar Kompetensi               : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-
benda alam dengan menggunakan  peralatan
Kompetensi Dasar                   : 1.2 Menseskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya
Indikator                                 :1. Mendeskripsikan pengertian suhu
                                                   2. menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat
                                                   3. membandingkan skala termometer Celcius dengan skala
termometer yang lain
Alokasi Waktu                        : 2 jam pelajaran x 45
I.         Tujuan Pembelajaran       
Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu
1.      Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian suhu
2.      Peserta didik mampu menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat
3.      Peserta didik mampu membandingkan skala termometer Celcius dengan skala termometer yang lain .
II.      Materi Pembelajaran        : Suhu dan Pengukurannya
III.   Metode Pembelajaran      : Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Penugasan
IV.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO
Kegiatan
Alokasi waktu
1
Kegiatan awal
·         Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam
·         Guru melakukan absensi kepada peserta didik
·         Guru memberikan tes lisan dengan menunjuk siswa yang diinginkan dengan cara melihat absen atau dengan cara lainnya tentang pelajaran yang lalu dan pelajaran yang akan diberikan.




5 menit
2
Kegiatan inti
·         Guru memberikan gambaran awal mengenai pengertian suhu
·         Guru melakukan demonstrasi cara menggunakan termometer untuk mengukur suhu suatu zat
·         Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang macam-macam termometer dan penggunannya.
·         Melakukan diskusi kelas, membandingkan skala termometer Celcius dengan termometer fahreinheit dan reamur.
·         Guru memberikan latihan soal tertulis tentang mengkonversi skala termometer celcius ke skala termometer lainnya dan sebaliknya.
·         Setelah guru memberikan latihan soal guru menunjuk perwakilan siswa untuk mengerjakan di papan tulis.
·         Guru selain memberikan latihan soal, guru juga mengadakan kuis tertulis yang disampaikan secara lisan oleh guru.
30 menit
3
Kegiatan akhir
·         Dengan diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan guru menyimpulkan dan menerangkan kembali materi suhu dan pengukurannya, kemudian guru memberi tugas kelompok tentang “ Mengapa tangan kita tidak bisa dijadikan alat untuk mengukur suhu”, tugas dibuat dalam bentuk laporan dan di kumpulkan pertemuan berikutnya.
5 menit

V.      Sumber Belajar                 :
Sumber
1.    Modul
2.    Riyanto, Widiyanto, Kadiyo, Yulius Supriyana. 2007. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu
3.    Kanginan, Marthen. 2007. IPA FISIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Sarana/media
White Board, LCD,

VI.   Penilaian                           :
Keaktifan berinteraksi dalam proses pembelajaran ( keaktifan dalam proses tanya jawab dan diskusi)
Sikap, minat dan tingkah laku
Tes tulis
Tugas kelompok
Contoh soal tes tulis
1.      Apa pengertian suhu menurut anda?(skor:20)
2.      Sebutkan jenis-jenis termometer!(skor:30)
3.      Keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer adalah....(skor:35)
4.      Untuk menentukan titik tetap bawah pada termometer celcius digunakan....(skor:15)
Jawaban soal kuis:
1.      Suhu adalah derajat panas suatu bend
2.      Termometer zat cair (termometer klinis, termometer maksimum-minimum), termometer zat padat (termometer termokopel dan termometer hambatan), termometer gas dan termometer optik.
3.      Tidak membasahi dinding, titik bekunya rendah, titik didihnya tinggi, cepat menerima dan melepas panas.
4.      Es yang sedang mencair


                                                                                    Kertanegara,.......
Mengetahui,
Kepala SMP 1 KERTANEGARA                             Guru Mata Pelajaran


Giman Somari, M.Ag                                                  Tri Nofiatun, S.Pd
NIP:                                                                            NIP: