-->

BINTANG

Senin, 28 Mei 2012

sejarah satuan kaki

Sejarah Kaki Sebagai Satuan
Satuan kaki (bahasa inggris: foot, jamak: feet) tidak banyak digunakan di negara-negara di dunia. Hanya beberapa negara yang mempergunakannya. Satuan ini lebih dikenal dengan satuan British, karena memang satuan ini awalnya yang memperkenalkan adalah Britania Raya, dan sampai sekarang masih dipakai di Britania Raya dan beberapa negara jajahannya seperti Amerika Serikat.
Banyak orang yang sebenarnya masih bingung asal usul besaran kaki. Banyak dari mereka mengatakan bahwa 1 kaki adalah ukuran langkah seseorang. Tapi menurut sepengetahuan saya sebenarnya kaki itu merupakan ukuran panjang telapak kaki orang dewasa. Kalau kita lihat penggaris 30 cm, disitu juga terdapat satuan inci, nah 12 inci itu sama dengan 1 kaki. Kalau kita bandingkkan dengan kaki orang Indonesia, 12 inci terlalu besar untuk ukuran sebuah telapak kaki, atau panjang kaki. Tapi bagi orang Britania Raya (Ingris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara) yang notabene mereka mempunyai badan yang sangat besar-besar, 12 inci merupakan ukuran yang tidak begitu besar. Jadi ukuran 12 inci atau satu kaki adalah ukuran panjang 1 kaki mereka. Simbol internasional untuk kaki adalah ft.
Kita tahu bahwa 1 kaki tadi adalah 12 inci, nah ada juga yang mencari-cari asal usul inchi. Menurut sebagian sumber, inci pada awalnya didefinisikan sebagai jarak antara ujung ibu jari dengan ruas pertama ibu jari. Perkataan bagi "inci" sama dengan perkataan "ibu jari" dalam beberapa bahasa. Bahasa Perancis : inci, pouce ibu jari; bahasa Italia: pollice inci,pollice ibu jari; bahsa Spanyol:pulgada inci, pulgar ibu jari; bahasa Swedia: tum inci,tumme ibu jari, bahasa Belanda: duim, inci dan ibu jari.
Kemudian satuan panjang lagi yang tidak sesuai dengan satuan internasional (SI) adalah yard. Dalam kenyataannya yard adalah ukuran panjang 3 kaki. Jadi kalau kita bandingkan dengan inchi, 1 yard adalah 36 inci. nah banyak yang kurang tahu tentang hal ini. Menurut sebagian sumber juga, yard didefinisikan sebagai jarak antara hidung Raja Henry I dari Inggris hingga ibu jarinya.
Meski dewasa ini kaki terutama hanya digunakan di Britania Raya dan (bekas) jajahannya seperti Amerika Serikat, satuan ini konon asalnya dari Sumeria kuno.

Selasa, 22 Mei 2012

cara mencegah kanker pankreas

Mencegah kanker pankreas
Penyakit kanker pankreas merupakan penyakit yang mematikan, karena hampir 80 persen penderita yang telah diagnosa selama satu tahu meninggal dunia. Jika fakta tersebut ada benarnya, apakah ada cara yang bisa untuk mencegah dan mengurangi resiko terkena penyakit kanker pankreas.

Adapun cara untuk mencegah resiko kanker pankreas, ada baiknya anda mengkomsumsi nutrisi seperti selenium dan nikel, karena para penelitian ahli kesehatan mengungkap kedua zat tersebut baik untuk kesehatan sekaligus manfaatnya dapat mengurangi resiko kanker pankreas.
1.      Makanan yang mengandung nikel
Nikel memang berperan bagi kesehatan tubuh dan manfaatnya tubuh akan mampu memproduksi cukup sel darah merah dan hemoglobin sintesis. Banyak makanan yang mengandung nikel, diantarnya seperti lentil, gandum, asparagus, jamur, buah pear, kacang polong, dan kacang-kacanga.
2.      Makanan yang mengandung selenium
Jika nikel berperan bagi bagi kesehatan bagi sel darah merah dan homoglobin sintesi, zat selenium bagi kesehatan dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan pencegah kerusakan sel dan jaringan.
Anda bisa mendapatkan zat sselenium yang banyak ditemukan pada kacang brazil, biji-bijian, ikan, daging, dan telur.
3.      Makanan yang mengandung arsenik dan kadmium
Racun arsenik dan kadmium dapat ditemukan pada ikan, dan kerang. Kadmiun ditemukan pada ikan, bahkan bubuk kakao. Sedangkan, arsenik terdapat pada ikan, air, dan wine.
4.      Peringatan resiko kanker pankreas
Ada pantangan yang harus si penderita hadapi saat pencegahan resiko kanker pankreas, Jika kadar arsenik dan kadmium di dalam tubuh melebihi normal, risiko munculnya sel kanker pankreas meningkat 2 hingga 3,5 kali.
5.      Menjaga pola hidup yang sehat
Belajarlah dari sekarang dengan menerapakan pola hidup sehat seperti tidak merokok agar terhindar dari penyakit kanker pankreas. Karena kandungan rokok sebagai sepertiga penyebab kanker pankreas.

CARA MENCEGAH KANKER PAYUDARA


Mencegah kanker payudara
Adapun cara sederhana mencegah resiko kanker payudara:
1.      Periksa sebulan sekali
Maksud dari periksa sebulan sekli adalah anda bisa berkonsultasi dengan dokter tentang cara melakukan pemeriksaan sendiri pada penyakit kanker payudara. Pemeriksaan sendiri ini sangat berguna sebagai alat deteksi dini terhadap kelainan dan bahaya pada organ payudara.
2.      Olahraga
Olahraga merupakan cara efektif dan sederhana mencegah datangnya penyakit kanker payudara. Contoh saja kebiasaan senam selama 20 menit untuk 3 kali dalam seminggu. Akan tetapi jika anda menambah frekuensi olahraga dalam seminggu, niscaya kesehatan tubuh dalam memerangi kanker patydara Insya Allah anda bisa.
3.      Hindari minum alkohol
Minuman beralkohol meskipun hanya dalam jumlah sedikit, akan tetapi dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Sebuah penelitian mengungkapkan hubungan antara alkohol dan kanker payudara adalah terutama kuat dalam 70% tumor yang dikenal sebagai hormon-sensitif. Maka dari sekarang hindari minuman beralkohol sekarang juga.
4.      Menjaga berat badan
Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas (terutama jika Anda melewati menopause) meningkatkan risiko kanker payudara. Hal ini terutama bagi yang bertambah berat badan di usia dewasa.
Penelitian yang dirilis pada bulan Maret 2008 oleh tim dari University of Texas MD Anderson Cancer Center di Houston menunjukkan bahwa wanita obesitas dan kelebihan berat badan juga memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih rendah saat mengalami kanker payudara. Selain itu, wamita obesitas beresiko lebih besar terkena penyakit dibandingkan wanita dengan berat badan rata-rata dan wanita kurus.
5.      Pemeriksaan mammogram setahun sekali
Mammogram merupakan pemeriksaan payudara dengan sinar-X. Tujuan menggunakan mammogram adalah untuk mendeteksi perubahan yang terjadi pada payudara. Mammogram ini sangat penting karena adanya tumor di payudara bisa segera terdeteksi. Deteksi lebih awal bisa meningkatkan kemungkinan sembuh hingga 98% untuk kanker level ringan.
5 perkara di atas bisa menjadi referensi anda dalam menjaga dan melindungi kanker payudara. Sayangi payudra anda dari sekarang dan ciptakan masyarakat Indonesia bebaskan penyakit kanker payudara.

Senin, 14 Mei 2012

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM



ORGANISASI  KURIKULUM DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


       I.            PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.[1]

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian dan Bentuk Organisasi Kurikulum?
2.    Apa Saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum?

 III.            PEMBAHASAN
1.    Pengertian dan bentuk organisasi kurikulum
a.    Pengertian organisasi kurikulum
   Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.[2]
b.    Bentuk organisasi kurikulum
Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.      Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
Organisasi kurikulum ini digolongkan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975.
Ciri-ciri organisasi kurikulum ini dilihat dari berbagai segi  sebagai berikut:
a)          Dilihat dari segi tujuan
Keuntungannya:
Ø Dapat mencapai pengetahuan secara mendalam.
Ø Dapat menstandarkan pengetahuan peserta didik yang tersebar di banyak tempat.
Ø Dapat menyeragamkan fasilitas yang disediakan.
Kekurangannya:
Ø Pengetahuan yang didapat kurang luas
Ø Sarana pendidikan jadi kaku
Ø Kurikulum kurang fleksibel
b)         Dilihat dari segi bahan
Keuntungannya:
Ø Disediakan dari pusat
Ø Luas bahan terbatas
Ø Bahan mudah diatur secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Buku acuan kurang diperhatikan
Ø Bahan disusun urutannya oleh penulis buku
c)          Dilihat dari sudut metode mengajar
Keuntungannya:
Ø Bentuk pengajaran secara progresif linier
Ø Tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi
Kekurangannya:
Ø Metode yang digunakan bersifat teacher centered
Ø Banyak metode yang dilakukan bersifat tradisional
Ø Metode ceramah dan hafalan kurang dapat membentuk perkembangan pribadi
Ø Kegiatan belajar bersifat ekspositorik
d)         Dilihat dari segi guru
Keuntunggannya:
Ø Persiapan bahan relatif mudah
Ø Bahan sudah siap dipakai
Ø Tidak perlu mengadakan bahan banding
Kekurangannya:
Ø Kurang kreatif
Ø Kalau ketinggalan buku, guru tidak dapat mengajar
Ø Dibatasi waktu penyampainnya
e)          Dilihat dari segi peserta didik
Keuntungannya:
Ø Beban tugas tidak terlalu banyak
Ø Dapat belajar secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Tidak membedakan perbedaan individual
Ø Tidak berinisiatif[3]

2.      Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield curriculum) ini termasuk ke dalam jenis kurikulum berkolerasi. Ciri-ciri umum kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:
a.       kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis.
b.      Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok bahasan.
c.       Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah digariskan.
d.      Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
e.       Guru berperan selaku guru bidang studi
f.       Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa, pendidikan moral Pancasila, pendidikan keterampilan, ilmu keguruan dsb.

3.      Core Curriculum (kurikulum inti)
Berbagai pengertian tentang kurikulum inti (core curriculum) sebagai berikut:
1.      Menurut Spears, mengatakan bahwa:
“the provision of a Common body of growth experiences, usually spoken of as the core curriculum”
2.      Leonard menyatakan bahwa:
“..that part of the curriculum, which takes as its major job, is the Development of personal social responsibility and competency needed by all youth to serve the needs of a democratic society”
3.      Alberty menyatakan bahwa:
“the core may be regard as that aspect of the total curriculum which is basic for all student, and which consists of learning Activities that are organised whitout reference to conventional subject or lines”
4.      Romine menyatakan bahwa:
“The core curriculum, core program, or core course may be defined as the part of the total curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally longer blocks of time”
Ciri-ciri core curriculum sebagai berikut:
v  Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif
v  Penggunaan teknik problem solving dalam core program
v  Guru dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
v  Penilaian dilakukan dengan bermacam bentuk


4.      Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya sebagai berikut:
v  Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya
v  Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
v  Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa.
v  Metode penyampaiannya menggunakan metode korelasi.
v  Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa mulai dikembangkan.[4]
Meskipun demikian, correlated curriculum mempunyai kelemahan yang ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:[5]
1.      Tujuan pengajaran
Kadang-kadang kabur karena kompleks
2.      Bahan
bahan tidak sistematis, luas bahan tidak ditentukan batasannya
3.      Sarana/prasarana
Kadang-kadang tidak tersedia dan mahal
4.      Evaluasi
Ujian dilakukan secara lokal, dalam rapor tidak menggambarkan peserta didik itu pandai atau tidak, hanya dapat dilakukan secara konsekuen oleh sekolah swasta.
5.      Guru
Pembagian tugas pada team teaching perlu penyesuaian, tidak semua guru sanggup melaksanakan
6.      Peserta didik
Kurang mempunyai pengetahuan yang dalam, kurang mempunyai pengetahuan yang seimbang antar bidang studi untuk setiap bidang studi pengetahuan.


5.      Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang pelaksanaannya disusun secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi sebagai berikut:
v  Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
v  Berdasarkan psikologi belajar gestalt atau organismik
v  Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial kultural
v  Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa
v  Bentuk kurikulum initidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran tetapi lebih luas.[6]

2.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.    Prinsip relevansi
Dalam Oxford Advanced Dictionary of Curent English, kata relevansi atau relevan mempunyai arti connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut:
v relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik
v relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
v relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
v relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
2.    Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.
3.    Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan .
4.    Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa optimal.
5.    Prinsip berorientasi tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu.
6.    Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.[7]
7.    Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam konteks ini bisa kontinuitas yang bersifat vertikal dan kontinuitas yang bersifat horizontal. Kontinuitas vertikal adalah kontinuitas antar level pendidikan yang satu dengan yang lainnya. Kontinuitas horizontal dapat dipahami sebagai ada sambungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.[8]

 IV.            KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.    Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
2.    Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
3.    Core Curriculum (kurikulum inti)
4.    Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
5.    Integrated Curriculum
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.   Prinsip relevansi
2.   Prinsip fleksibilitas
3.   Prinsip efektivitas
4.   Prinsip efisiensi
5.   Prinsip berorientasi tujuan
6.   Prinsip dan model pengembangan kurikulum
7.   Prinsip kontinuitas



    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan sampaikan, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pelafalannya kami mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.




























DAFTAR PUSTAKA

Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Akbar, Sa’dun. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: cipta media. 2010.

Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aruzz
Media. 2007

Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
.
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.






[1] Dr. Sa’dun Akbar, M. Pd, Pepengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,, Yogyakarta: Cipta Media, 2010, hlm. 20.
[2] S.Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta:Bumi Aksara, 2008, cet. 9, ed. 2, hlm. 176
[3] Prof. Drs. H. Dakir, Perencenaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet, 2. hlm. 38-40.
[4] Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 157-160
[5] Prof. Drs. H. Dakir, Opcit, hlm. 47-48.
[6] Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Opcit, hlm. 158
[7] Dr. Abdullah Idi, M, Ed., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2007, hlm. 179-181.
[8] Dr. Sa’dun Akbar, M. Pd, Opcit, hlm. 31