KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN ISI KURIKULUM
FISIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah Pertama
Dosen
pengampu: Arsini, M.Si
Disusun
Oleh:
Luluk
Rohmawati : 103611009
Mufti
Wahyu Primadi : 103611010
Tri
Nofiatun : 103611024
Umi
Rofi’atun Nikmah : 103611025
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
I.
PENDAHULUAN
Dalam
proses pendidikan kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum
hendaknya adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta
canggihnya teknologi.
Di
samping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian kepada
peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu
lembaga. Oleh karena itu wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
terjadi.
Kurikulum
ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan
dalam bidang olahraga yaitu currere, yang berarti jarak tempuh lari.
Dalam kosakata bahasa arab, istilah kurikulum dikenal manhaj yang
berarti jalan yang terang atau jalan yang dilalui manusia pada berbagai
kehidupannya.[1]
Dalam
makalah ini kita akan membahas mengenai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
II. RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian
kurikulum KBK dan KTSP?
b.
Bagaimana latar belakang munculnya kurikulum KBK dan
KTSP?
c.
Apa saja karakteristik dan tujuan dari KBK dan KTSP?
d.
Apa perbedaan dan persamaan kurikulum KBK dan KTSP?
e.
Bagaimana isi
kurikulum Fisika sekolah menengah dalam
kurikulum KBK dan KTSP?
III.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian Kurikulum KBK dan KTSP
1.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Dalam
dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
Konsep
KBK bertumpu pada konsep yang dikemukakan Hilda Taba yaitu kurikulum sebagai
suatu rencana. Ini berarti dalam KBK yang lebih ditekankan adalah kompetensi
atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu.
Menurut
McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan keterampilan dan kemampuan atau
kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
a.
Kompetensi akademik
b.
Kompetensi okupasional
c.
Kompetensi kultural
d.
Kompetensi temporal
Dari
uraian diatas, disimpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekadar agar siswa
memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, akan
tetapi bagaimana pengetahuan yang dipahaminya itu dapat mewarnai perilaku yang
ditampilkan dalam kehidupan nyata. [2]
2.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.[3]
KTSP
memberi keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap
memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Ketua
BSNP Bambang Suhendro tahun 2006 kurikulum 2006 merupakan hasil kreasi dari
guru-guru di sekolah berdasarkan standar isi dan standar kompetensi, beliau
menjelaskan kurikulum 2006 lebih memberdayakan guru untuk membuat konsep
pembelajaran yang membumi sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah.
E.Baskoro
poedjinoegroho kurikulum 2006 yang diperkenalkan dengan nama KTSP merupakan
hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi.
Mendiknas
Bambang Sudibyo menegaskan bahwa tidak ada perubahan drastis dalam kurikulum
baru (KTSP), dalam kurikulum baru ini guru diberi otonomi dalam menjabarkan
kurikulum, dan murid sebagai subjek dalam proses belajar mengajar.[4]
b.
Latar Belakang Munculnya KBK dan KTSP
1.
Latar belakang munculnya KBK
Kemunculan
KBK seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan
munculnya kebijakan pemerintah diantaranya lahirnya undang-undang No. 22 tahun
1999 tentang pemerintahan daerah, UU No. 25 thn 2000 tentang kewenangan
pemerintahan dan provinsi sebagai daerah otonom, serta lahirnya Tap MPR No.
IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan di masa depan.
Di samping itu, rendahnya kualitas pendidikan merupakan faktor pendorong
lain perlunya perubahan kurikulum dalam konteks reformasi pendidikan.
2.
Latar belakang munculnya KTSP
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah pengembangan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi, dalam kurikulum ini siswa dituntut aktif untuk membentuk siswa yang
kritis cerdas dan berakhlak mulia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
merupakan bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam
negeri dan untuk mencapai keunggulan masyarakat, karena dengan pendidikan
masyarakat mampu berkembang sesuai yang digariskan oleh haluan negara. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
memberikan sumbangan lebih bagi kompetensi para siswa, yang didukung dengan SDM
yang tinggi dan fasilitas pendidikan yang memadai.[5]
c.
Karakterisitik dan tujuan kurikulum KBK dan KTSP
1.
Karakteristik dan tujuan kurikulum KBK
a.
Karakteristik KBK
Mulyasa
menegaskan karakteristik kurikulum yang berbasis kompetensi mencakup:
a)
Seleksi kompetensi yang sesuai
b)
Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
kesuksesan pencapaian kompetensi
c)
Pengembangan sistem pembelajaran
d) Dalam kurikulum ini
memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik
e)
Penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai
hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukan oleh peserta didik
f)
Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual
personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan
g)
Peserta didik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila
mereka telah siap
h)
Dalam pembelajaran peserta didik dapat maju sesuai dengan
kecepatan dan kemampuan masing-masing
Depdiknas(2001)
mengemukakah bahwa kurikulum yang berbasis kompetensi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a)
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal
b)
Berorientasi pada hasil belajar ( learning out cames) dan
keberagaman
c)
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
d) Sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif
e)
Penilaian pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian sesuatu kompetensi
Dari
berbagai sumber tentang KBK dapat didefinisikan enam karakteristik kurikulum
yang berbasis kompetensi yaitu:
a)
Sistem belajar dengan modul
b)
Mengunakan keseluruhan sumber belajar
c)
Pengalaman lapangan
d) Strategi individual
personal
e)
Kemudahan belajar
f)
Belajar tuntas[6]
b.
Tujuan KBK
Ada tujuan yang
jelas dalam pembentukan kurikulum berbasis kompetensi sehingga terjadi perubahan
penggunaan kurikulum 1994. Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia untuk menjadi anggota masyarakatdunia.
Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus diarahkan agar setiap lulusan memiliki kompetensi dasar untuk mengembangkan dirinya kearah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki.
Selain itu tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. [7]
Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus diarahkan agar setiap lulusan memiliki kompetensi dasar untuk mengembangkan dirinya kearah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki.
Selain itu tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. [7]
Selain itu
tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya
di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup.[8]
2.
Karakteristik dan tujuan kurikulum KTSP
a.
Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana
sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profosionalsme tenaga kependidikan,
serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa
karakteritik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan
satuan pendidikan, partisipasi masyarkat dan orang tua yang tinggi,
kepemimpinan yang demokaratis dan froposional, serta team-kerja yang kompak dan
transparan. Untuk lebih jelasnya, masing-masing karakteristik tersebut
dideskripsikan sebagaiman mestinya.[9]
Menurut Sanjaya, KTSP memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Dilihat dari
desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
2.
KTSP adalah
kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
3.
KTSP adalah
kurikulum yang mengakses kepentingan daerah yakni berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.
4.
KTSP merupakan
kurikulum teknologis artinya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian
dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur
sebagai bahan penilaian.
b.
Tujuan KTSP
Mulyasa menjelaskan secara umum tujuan di terapkannya
KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui
pemberian kewenangan ( otonomi ) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah
sebagai berikut:
1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan
kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.
Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.[10]
d.
Perbedaan dan persamaan kurikulum KBK dan KTSP
1.
Perbedaan kurikulum KBK dan KTSP
ASPEK
|
KURIKULUM KBK
|
KURIKULUM KTSP
|
1. Landasan hukum
|
Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004
UU No. 20/1999 – Pemerintah-an Daerah
UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No.
20/2003
PP No. 25 Tahun 2000 tentang
pembagian kewenangan
|
UU No. 20/2003 – Sisdiknas
PP No. 19/2005 – SPN
Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi
Permendiknas No. 23/2006 –
Standar Kompetensi Lulusan
|
2.Implementasi/Pelaksanaan
Kurikulum
|
Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI
Keputusan Dirjen
Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.
Keputusan Direktur
Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun
2003.
|
Peraturan Mendiknas
RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan
No. 23 tentang SKL
|
3. Ideologi Pendidik-
an yang Dianut
|
Liberalisme
Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan
kompetitif
|
Liberalisme Pendidikan
: terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif
|
4. Sifat (1)
|
Cenderung Sentralisme
Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah
hanya melaksanakan
|
Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar
Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan
lebih lanjut.
|
5. Pendekatan
|
Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP dan
Indikator Pencapaian
|
Berbasis Kompetensi
Hanya terdiri atas : SK dan KD.
Komponen lain dikembangkan oleh guru
|
Dari
tabel diatas masih banyak lagi perbedaan antara kurikulum KBK dan KTSP yang
tidak dapat di sajikan semua.
2.
Persamaan kurikulum KBK dan KTSP
Bila kita lihat dari
beberapa aspek yang terdapat dalam KBK maupun KTSP, ada
kesamaan antara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya adalah :
1. Pendekatan
pembelajaran berorintasi pada kompetensi (competence based approach).
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning
outcomes) dan keberagaman
3. Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Penilaian
memperhatikan pada proses dan hasil belajar (authentic assessment)
5. Sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif[11]
e. Isi kurikulum Fisika
sekolah menengah dalam kurikulum KBK dan KTSP
Dewasa ini pemikiran tentang
isi atau materi kurikulum cenderung lebih menekankan pada ide-ide dasar dari
berbagai disiplin ilmu. Ide-ide dasar itu disebut dengan “struktur” ilmu pengetahuan,
yang keberadaannya merupakan hal-hal yang asasi dari berbagai mata pelajaran
atau bidang studi. Yang termasuk dalam struktur adalah konsep dasar, dalil,
hukum atau teori.
Mengenai isi atau materi
kurikulum dalam pendidikan modern, meliputi tiga jenis materi yaitu : ilmu
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai-nilai (afektif).
Berikut ini adalah isi
kurikulum fisika pada sekolah menengah pertama kelas tujuh dalam kurikulum KBK
dan KTSP, dari isinya maka kita dapat membedakan isi kurikulum fisika dalam KBK
dan KTSP sebagai berikut:
1. Isi kurikulum fisika SMP semester satu dalam kurikulum
KBK
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Materi Pokok
|
Melakukan
pengukuran terhadap berbagai besaran secara benar, mendeskripsikan
karakteristik zat dan dasar-dasar mekanika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
|
Membedakan besaran pokok dengan besaran turunan serta satuan untuk
masing-masing besaran tersebut
|
·
Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan
sehari-hari kemudian mengelompokkannya ke dalam besaran pokok dan turunan.
·
Menggunakan satuan Internasional dalam pengukuran
·
Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara
sederhana
·
Mengkonversi berbagai satuan besaran pokok maupun
besaran turunan
|
Besaran dan
Satuan
|
|
Melakukan pengukuran dasar dengan menggunakan alat ukur yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
|
·
Mengukur dengan satuan baku dan tak baku
·
Menggunakan alat ukur (mistar, timbangan, termometer,
stopwatch) secara baik dan benar.
|
pengukuran
|
2. Isi kurikulum fisika SMP semester satu dalam kurikulum
KTSP
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1. Memahami
prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan
peralatan
|
1.1 mendeskripsikan
besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
1.2 mendeskripsikan
pengertian suhu dan pengukurannya
1.3
melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dan
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
|
2. memahami
wujud zat dan perubahannya
|
2.1 menyelidiki
sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
2.2 mendeskripsikan
konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
2.3 melakukan
percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari
2.4 mendeskripsikan
peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. [13]
|
IV.
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP itu bukan menggantikan KBK, hanya
masalah segi aspeknya saja yang berbeda. Bicara KBK adalah lebih mengacu pada
desain kurikulum. seperti digambarkan oleh Sowel (2002), desain kurikulum
adalah cara mengorganisasikan materi kurikulum. Sedangkan KTSP lebih mengacu
pada tingkatan (level) pengembangan kurikulum. Dengan kata lain Kurikulum yang
dipakai masih tetap berpola pada KBK, sedangkan segi tingkat pengembangan
sampai pada tingkat satuan pendidikan, harapannya tentu memberikan otonomi
seluas-luasnya kepada guru dan sekolah untuk mengembangan kompetensi based
sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing daerah. Tetapi pada prinsipnya,
model KTSP bukanlah kurikulum baru, hanya modifikasi dari model kurikulum yang
sudah ada. “Jadi bukan berarti kita ganti kurikulum.”[14]
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008
Drs.
H. Khaeruddin, MA dan Drs. Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. (Jogjakarta: Nuansa Aksara,2007)
Eka purjiyanta, IPA FISIKA SMP KELAS VII,
(JAKARTA: Erlangga, 2006)
Marthen Kanginan, Sains Fisika SMP Kelas VII,
(jakarta: Erlangga, 2004).
Masnur
Muslich, KTSP Dasar Pengembangan dan Pemahaman. (Jakarta: Bumi Aksara,
2008),
Muhammad Joko Susilo, KTSP Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekoloh
menyongsongnya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006
http://etd.eprints.ums.ac.id/3224/1/G000040141.pdf
[1] Drs. H.
Khaeruddin, MA dan Drs. Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
(Jogjakarta: Nuansa Aksara,2007), hlm. 23-24
[2] Dr. Wina
Sanjaya, M.Pd, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm.
[3] Masnur
Muslich, KTSP Dasar Pengembangan dan Pemahaman. (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm.
[4] Muhammad Joko Susilo, KTSP Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekoloh
menyongsongnya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 94-95
[6] Muhammad Joko
Susilo, Op.Cit, hlm. 101-102
[9] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108670-tujuan-kurikulum-berbasis-kompetensi/#ixzz1oi7sBSct
[12] Marthen
Kanginan, Sains Fisika SMP Kelas VII, (jakarta: Erlangga, 2004).
[13] Eka purjiyanta,
IPA FISIKA SMP KELAS VII, (JAKARTA: Erlangga, 2006)
0 komentar:
Posting Komentar