I. MAKALAH PSIKOPEND
I.
PENDAHULUAN
Dalam memahami kecerdasan emosional, penting bagi kita
untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu kecerdasan dan apa itu emosi. Dengan
mengetahui hal tersebut, maka akan memudahkan kita untuk memperoleh gambaran
dan memahami hakikat kecerdasan emosional. Pembahasan berikut akan mencoba
menelaah kecerdasan emosional berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli.
II.
II. RUMUSAN
MASALAH
a. Apa pengertian kecerdasan, emosi, dan kecerdasan
emosional?
b. Apa saja unsur-unsur yang membangun kecerdasan emosional?
c. Apa saja Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan
emosional tinggi?
d. Apa saja lima area atau ranah kecerdasan emosional?
e. Bagaimana cara melatih kecerdasan emosional?
III. III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian kecerdasan, emosi, dan kecerdasan emosional
a. Pengertian kecerdasan
1. Menurut bahasa kecerdasan (intelegensi) diartikan sebagai
kemampuan umum dalam memahami hal-hal yang abstrak.
2. Menurut istilah kecerdasan (intelegensi) didefinisikan
sebagai kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dalam berbagai situasi dan
dapat diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama.
Ada beberapa
tokoh dalam memberikan pemahaman tentang kecerdasan (intelegensi), yaitu:
Hagenhan dan
Oslo mengungkapkan pendapat Piaget tentang kecerdasan yang mendefinisikan bahwa
kecerdasan (intelegensi) merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya
penghitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat
hidup berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
Feldam
mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan memahami dunia, berfikir secara
rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan
dengan tantangan.
Henmon
mendefinisikan intelegensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
Wechsler
mendefinisikan intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungan dengan efektif.[1]
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan (intelegensi)
merupakan kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu.
b. Pengertian emosi
Emosi
berasal dari kata emotus atau emovere, yang artinya mencerca.
Maksudnya sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Seperti: emosi karena ada
unsur marah hal ini menunjukan suasana hati untuk melakukan penyerangan atau
mencerca terhadap sesuatu yang menyebabkan seseorang marah.
Emosi merupakan suatu perasaan yang timbul melebihi
batas, sehingga kadang-kadang tidak dapat menguasai diri dan menyebabkan
hubungan pribadi dengan dunia luar menjadi putus.[2]
Menurt
L.Crow dan A.Crow emosi adalah pengalaman yang efektif yang disertai oleh
penyesuaian batin secara menyeluruh, di mana keadaan mental dan psikologis sedang
dalam keadaan meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang
jelas dan nyata.
Menurut Kaplan
dan Saddock emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung
komponen kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affeck dan mood.
Menurut Goleman
emosi adalah perasaan dan pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan
psikologis, suatu rentangan dari kecenderungan untuk berindak.[3]
c.
Pengertian
kecerdasan emosional
Setelah
mengetahui apa itu kecerdasan dan apa itu emosi selanjutnya akan dibahas
tentang kecerdasan emosional.
Istilah kecerdasan emosional (Emotional Intelligence)
mulai populer sejak diperkenalkan secara massal pada tahun 1995 oleh Daniel
Goleman lewat bukunya berjudul Emotional Intelligence – Why It Can Matter
More Than IQ. Sebenarnya istilah ini sudah muncul sebelumnya dan sebagai
terminologi dipakai dalam tesis doktoral Wayne Payne di tahun 1985.
Kecerdasan
emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan Hati dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa.
Reuven Bar-On
mengemukakan sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book, ia
menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan,
kompetensi, dan kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
Selanjutnya,
Steven J. Stein dan Howard E. Book menjelaskan pendapat Peter Salovey dan John Mayer,
bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih
dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan Bagaimana
cara meningkatkan kecerdasan emosi
dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam
sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.[4]
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi
kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan
kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.[5]
B. Unsur-unsur yang membangun kecerdasan emosional
1. Mengenali emosi diri
Intinya
adalah kesadaran diri yaitu mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
Kesadaran diri adalah perhatian terus menerus terhadap keadaan batin seseorang.
Sementara menurut john mayer, kesadaran diri berarti waspada, baik terhadap
suasana hati maupun pikiran kita tentang suasana hati.
2. Mengelola emosi
Yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap
dengan pas. Mengelola emosi berhubungan dengan kemampuan untuk menghibur diri
sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan akibat yang
timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar.
3. Memotivasi diri sendiri
Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan dalam menata
emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kaitan untuk memberi perhatian,
untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi.
4. Mengenali emosi orang lain
Yaitu, empati kemampuan yang juga bergantung pada
kesadaran diri emosional, yang merupakan keterampilan bergaul dasar. Kemampuan
berempati yaitu kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut
berperan dalam pergulatan dalam arena kehidupan.
5. Membina hubungan
Yaitu kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan,
membina kedekatan hubungan, meyakinkan, mempengaruhi dan membuat orang lain
nyaman serta menjadi pendengar yang baik.
Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan
keterampilan mengelola orang lain. Orang-orang yang terampil dalam kecerdasan
sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka membaca
reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisasi, dan pintar
menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia.
C. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi
1.
Mereka yang
mampu mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi)
2.
Memelihara
dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan tidak mudah menyerah atau putus
asa
3.
Mampu mengendalikan
dan mengatasi stres.
4.
Mampu
menerima kenyataan.
5.
Dapat
merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan.[6]
D. Lima area atau ranah kecerdasan emosional
1.
Ranah
intrapribadi
Ranah
intrapribadi terkait dengan kemampuan kita untuk mengenal dan mengendalikan
diri sendiri. Dunia intraprimadi menentukan seberapa mendalamnya perasaan kita,
seberapa puas kita, terhadap diri sendiri dan prestasi kita dalam hidup.
Ranah
intrapribadi ini melingkupi lima subbagian yaitu sebagai berikut:
a.
Kesadaran
diri
b.
Sikap
asertif
c.
Kemandirian
d.
Penghargaan
diri
e.
Aktualisasi
diri
2.
Ranah
antarpribadi
Ranah
antarpribadi berkaitan dengan keterampilan bergaul yang kita miliki, kemampuan
kita beratraksi dan bergaul baik dengan orang lain.
Ranah
antarpribadi ini terdiri dari tiga skala, yaitu:
a.
Empati
b.
Tanggung
jawab sosial
c.
Hubungan
antarpribadi
3.
Ranah penyesuain
diri
Ranah
penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan
realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul.
Ranah
penyesuaian diri ini meliputi tiga skala, yaitu:
a.
Uji realitas
b.
Sikap
fleksibel
c.
Pemecahan
masalah
4.
Ranah pengendalian
stres
Ranah
pengendalian stres terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi stres
dan mengendalikan impuls. Kecerdasan emosional ini terkait dengan kemampuan
menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, atau terpuruk.
Ranah
penanganan stres ini memili dua skala:
a.
Ketahanan
menanggung stres
b.
Pengendalian
impuls
5.
Ranah
suasana hati umum
Ranah
terakhir ini termasuk dalam kecerdasan emosional menurut Reuven Bar-On adalah
ranah suasana hati umum. Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan
pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita, bergembira sendirian dan
dengan orang lain.
Ranah
suasana hati umum juga memiliki dua skala, yaitu:
a.
Optimisme
E.
Melatih
kecerdasan emosional
Sejak kecil kita telah memiliki emosi
dan berinteraksi dengan emosi tersebut. Kebiasaan kita dalam menanganinya akan
terus terbawa dan menjadi karakter seseorang ketika dewasa. Dengan demikian,
alangkah berbahagianya seorang anak yang memiliki orangtua yang peka dan
pelatih emosi yang baik. Anak seperti ini akan berlatih menangani dirinya sejak
masa kecil. Cara paling awal adalah dengan mengenali emosi diri ketika terjadi.
Kenali apa saja yang berkecamuk dalam dada dan suara-suara yang memerintahkan
untuk bertindak. Tahapan berikutnya adalah melakukan kontrol diri terhadap
berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana mengendalikan diri ketika marah,
tidak terpuruk ketika merasa kecewa, dapat bangkit dari kesedihan, mampu
memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan, mengatur diri dari kemalasan,
menetapkan target yang menantang namun wajar, serta bisa menerima keberhasilan
maupun kegagalan dengan lapang dada.
Jika hal tersebut sudah dikuasai, selanjutnya adalah melatih
kematangan sosial. Bagaimana berempati, merasakan apa yang dirasakan orang lain sehingga bisa
memberi respon yang tepat terhadap sinyal-sinyal emosi yang ditampilkan orang
lain. Kematangan ini akan mudah dikembangkan jika aktif terlibat dalam
organisasi, bekerjasama dengan orang lain dan memiliki interaksi sosial yang
intens. Melatih kemampuan dalam memimpin dan dipimpin, memotivasi orang
lain, serta mengatasi dan mengelola konflik.[8]
IV.
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2007
Romlah. Psikologi
Pendidikan. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. 2004
Sukmadinata, Nana
Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2003
Uno, Hamzah B. Orientasi
Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006
http://rinyyunita.wka yangordpress.com/2009/01/25/kecerdasan-emosi/
[1] Dr.
Hamzah B. Uno, M,Pd., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
58-59
[2] Romlah, Psikologi
Pendidikan, (Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2004),
hlm. 65
[3] Prof. Dr. H.
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 37
[4]Dr.
Hamzah B Uno, M,Pd., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 69
[6] Prof.
Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,2003), hlm.97
[7] Dr.
Hamzah B. Uno, M,Pd., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
77-82
0 komentar:
Posting Komentar