ORGANISASI
KURIKULUM DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
I.
PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang
membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan
kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan
alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses
yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan perkembangan
dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat
filosofis, psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi
sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan
pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi,
fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.[1]
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dan
Bentuk Organisasi Kurikulum?
2. Apa Saja Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kurikulum?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan bentuk organisasi kurikulum
a.
Pengertian organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk
bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu
dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan
tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid.[2]
b. Bentuk organisasi
kurikulum
Pada garis besarnya, ada lima
pengorganisasian pokok, yaitu:
1.
Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
Organisasi kurikulum ini digolongkan sebagai
bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikulum ini sejak lama diterapkan
pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan
kurikulum tahun 1975.
Ciri-ciri organisasi kurikulum ini dilihat dari
berbagai segi sebagai berikut:
a)
Dilihat dari segi tujuan
Keuntungannya:
Ø Dapat mencapai
pengetahuan secara mendalam.
Ø Dapat menstandarkan
pengetahuan peserta didik yang tersebar di banyak tempat.
Ø Dapat menyeragamkan
fasilitas yang disediakan.
Kekurangannya:
Ø
Pengetahuan yang didapat kurang luas
Ø
Sarana pendidikan jadi kaku
Ø
Kurikulum kurang fleksibel
b)
Dilihat dari segi bahan
Keuntungannya:
Ø
Disediakan dari pusat
Ø
Luas bahan terbatas
Ø
Bahan mudah diatur secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Buku acuan kurang
diperhatikan
Ø Bahan disusun
urutannya oleh penulis buku
c)
Dilihat dari sudut metode mengajar
Keuntungannya:
Ø
Bentuk pengajaran secara progresif linier
Ø
Tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi
Kekurangannya:
Ø
Metode yang digunakan bersifat teacher centered
Ø
Banyak metode yang dilakukan bersifat tradisional
Ø
Metode ceramah dan hafalan kurang dapat membentuk perkembangan
pribadi
Ø Kegiatan belajar
bersifat ekspositorik
d)
Dilihat dari segi guru
Keuntunggannya:
Ø Persiapan bahan
relatif mudah
Ø Bahan sudah siap
dipakai
Ø Tidak perlu
mengadakan bahan banding
Kekurangannya:
Ø
Kurang kreatif
Ø
Kalau ketinggalan buku, guru tidak dapat mengajar
Ø
Dibatasi waktu penyampainnya
e)
Dilihat dari segi peserta didik
Keuntungannya:
Ø
Beban tugas tidak terlalu banyak
Ø
Dapat belajar secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Tidak membedakan
perbedaan individual
Ø
Tidak berinisiatif[3]
2.
Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum
bidang studi (broadfield curriculum) ini termasuk ke dalam jenis
kurikulum berkolerasi. Ciri-ciri umum kurikulum bidang studi adalah sebagai
berikut:
a.
kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran,
yang didalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis.
b.
Pelajaran bertitik tolak dari core subject,
yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok bahasan.
c.
Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan
instruksional yang telah digariskan.
d.
Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
e.
Guru berperan selaku guru bidang studi
f.
Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti
matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa, pendidikan
moral Pancasila, pendidikan keterampilan, ilmu keguruan dsb.
3.
Core Curriculum (kurikulum inti)
Berbagai pengertian tentang kurikulum inti (core
curriculum) sebagai berikut:
1.
Menurut Spears, mengatakan bahwa:
“the provision of a Common body of growth
experiences, usually spoken of as the core curriculum”
2.
Leonard menyatakan bahwa:
“..that part of the curriculum, which takes as its
major job, is the Development of personal social responsibility and competency
needed by all youth to serve the needs of a democratic society”
3.
Alberty menyatakan bahwa:
“the core may be regard as that aspect of the
total curriculum which is basic for all student, and which consists of learning
Activities that are organised whitout reference to conventional subject or
lines”
4.
Romine menyatakan bahwa:
“The core curriculum, core program, or core course
may be defined as the part of the total curriculum objectivies, which is
scheduled for proportionally longer blocks of time”
Ciri-ciri core curriculum sebagai berikut:
v
Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif
v Penggunaan teknik problem
solving dalam core program
v
Guru dan murid saling mengenal satu sama lain
dengan lebih baik.
v
Penilaian dilakukan dengan bermacam bentuk
4.
Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam
bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang
lainnya.
Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya sebagai
berikut:
v
Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan
yang lainnya
v
Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan
pelajaran dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
v
Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran
dengan minat dan kemampuan para siswa.
v
Metode penyampaiannya menggunakan metode korelasi.
v
Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas
siswa mulai dikembangkan.[4]
Meskipun demikian, correlated curriculum
mempunyai kelemahan yang ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:[5]
1.
Tujuan
pengajaran
|
Kadang-kadang
kabur karena kompleks
|
2.
Bahan
|
bahan tidak
sistematis, luas bahan tidak ditentukan batasannya
|
3.
Sarana/prasarana
|
Kadang-kadang
tidak tersedia dan mahal
|
4.
Evaluasi
|
Ujian
dilakukan secara lokal, dalam rapor tidak menggambarkan peserta didik itu
pandai atau tidak, hanya dapat dilakukan secara konsekuen oleh sekolah swasta.
|
5.
Guru
|
Pembagian
tugas pada team teaching perlu penyesuaian, tidak semua guru sanggup
melaksanakan
|
6.
Peserta didik
|
Kurang
mempunyai pengetahuan yang dalam, kurang mempunyai pengetahuan yang seimbang
antar bidang studi untuk setiap bidang studi pengetahuan.
|
5.
Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang pelaksanaannya disusun
secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi sebagai berikut:
v
Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
v
Berdasarkan psikologi belajar gestalt atau
organismik
v
Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial
kultural
v
Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat
perkembangan atau pertumbuhan siswa
v
Bentuk kurikulum initidak hanya ditunjang oleh
semua mata pelajaran tetapi lebih luas.[6]
2.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip relevansi
Dalam Oxford Advanced Dictionary of Curent
English, kata relevansi atau relevan mempunyai arti connected with what
is happening, yakni kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara
pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum
yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang
terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan
relevansi sebagai berikut:
v
relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik
v
relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan
datang.
v
relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
v
relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
2. Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada
semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.
3. Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan
adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan
yang telah ditentukan .
4. Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi sering kali di
konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal atau biaya,
tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan.
Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu,
dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat
optimal dan hasilnya bisa optimal.
5. Prinsip berorientasi
tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa
sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik
adalah menentukan tujuan terlebih dahulu.
6. Prinsip dan model
pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus
ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara
memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah
berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.[7]
7. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam konteks ini bisa
kontinuitas yang bersifat vertikal dan kontinuitas yang bersifat horizontal.
Kontinuitas vertikal adalah kontinuitas antar level pendidikan yang satu dengan
yang lainnya. Kontinuitas horizontal dapat dipahami sebagai ada sambungan
antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.[8]
IV.
KESIMPULAN
Dari uraian di
atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Organisasi kurikulum yaitu pola atau
bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan
suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat
dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum
turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid. Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1. Separate Subject
Curriculum ( kurikulum
mata pelajaran)
2. Broadfield
Curriculum (kurikulum
bidang studi)
3. Core Curriculum (kurikulum inti)
4. Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran
berkolerasi)
5.
Integrated Curriculum
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip fleksibilitas
3. Prinsip efektivitas
4. Prinsip efisiensi
5. Prinsip berorientasi
tujuan
6. Prinsip dan model
pengembangan kurikulum
7. Prinsip kontinuitas
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami sajikan dan sampaikan, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maupun pelafalannya kami mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta:
Bumi Aksara. 2008.
Akbar, Sa’dun. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: cipta
media. 2010.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Aruzz
Media. 2007
Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Rineka Cipta. 2010
.
Hamalik, Oemar.
Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.
[1] Dr. Sa’dun Akbar, M. Pd, Pepengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,, Yogyakarta: Cipta
Media, 2010, hlm. 20.
[2] S.Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta:Bumi
Aksara, 2008, cet. 9, ed. 2, hlm. 176
[3] Prof. Drs. H. Dakir, Perencenaan dan
Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet, 2. hlm. 38-40.
[4] Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 157-160
[5] Prof. Drs. H. Dakir, Opcit, hlm.
47-48.
[6] Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Opcit,
hlm. 158
[7] Dr. Abdullah Idi, M, Ed., Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2007, hlm. 179-181.
[8] Dr. Sa’dun Akbar, M. Pd, Opcit,
hlm. 31
0 komentar:
Posting Komentar